Woman - part one

Pagi ini tadi tetiba baca FB temen dan terinspirasi buat ngepost tema yang serupa. It's about mommy wars. Hal yang ngga akan ada habisnya jika kita sudah tanpa sadar terjebak di dalamnya.

Sharing temen tadi menceritakan bagaimana mommy wars yang terus diperdebatkan seperti SC vs normal, ASI vs formula, ada yang postpartum depression vs feeling great after labour, working mom outside of the home vs working mom at home vs stay at home mom, ada yang menerapkan peaceful parenting vs tidak, ada yang punya anak pertama di umur hampir 40 dan hampir 20, semacam itu. Hal-hal tersebut adalah pilihan dan keadaan yang ibu jalani semata-mata demi kebaikan ibu dan anak. Tidak perlu dicari-cari kesalahannya yang berujung menyakiti hati seseorang, walaupun misalnya bermaksud baik. Namun maksud baik jika tidak dilakukan dengan cara yang baik maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.

Disadari atau tidak, ternyata dengan bertambahnya umur dan bertambahnya step kehidupan, ada banyak perubahan baik dari diri sendiri maupun lingkungan yang bikin personality seseorang berubah. Apalagi seorang wanita, khususnya seorang ibu, yang mengalami perubahan drastis dalam hidupnya hanya dalam jangka waktu yang tidak terlalu panjang. Let's say anak perempuan mengalami haid pertama di umur 12 tahun (sekarang sudah ada yang umur 9 tahun). Anak gadis menikah rata-rata umur 25 (setidaknya paling cepat lulus sekolah SMA lah baru menikah). Hamil paling cepat beberapa minggu setelah menikah. 9 bulan kemudian menjadi ibu. Paling cepat sekitar 6 bulan kemudian hamil lagi, dst. Artinya dalam usia belasan akhir atau 20-an seorang wanita akan bertubi-tubi berganti gelar hingga jadi seorang ibu. Padahal satu step saja luar biasa sekali rasa yang ditimbulkan, baik yang bikin hepi atau sebaliknya. Dan perlu diingat bahwa tiap step memiliki konsekuensi yang berbeda.


0 comments:

Post a Comment