SELF FINANCIAL PLANNING STORY - THE MARRIAGE LIFE : YEAR TWO

INSTITUT IBU PROFESIONAL KELAS BUNDA SAYANG SESI #8

Tantangan 10 hari level #8
MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI
#Tantangan10Hari

#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
#Day5
#2Jul18

Setahun menjalani LDM dan single income karena suami fokus mengerjakan tesis, saat itu pula setahun gundah gulana terkait visi kami untuk melanjutkan hidup ke depan di mana dan seperti apa. Sebulan-dua bulan setelah menikah, kami menyadari Jakarta sepertinya tidak bisa menjadi pilihan, mengingat tidak ada backup family di sana. Kalau sudah ada anak dan saya masih harus tetap bekerja, bagaimana cara membagi waktu di tengah hiruk pikuk Jakarta yang macet dimana-mana dan rumah yang pasti jauh dari kantor? Bisa-bisa saya resign agar waktu saya dengan anak nanti tidak terbuang.
Setelah kami memutuskan untuk kembali ke daerah asal, saya mulai mencari cara untuk bisa pindah cabang di dekat Malang. Surabaya masih bisa ditempuh dalam hitungan jam, maka kami berusaha untuk bisa ke Surabaya. Setelah satu tahun mendaki gunung lewati lembah dengan halang rintang yang beragam, alhamdulillah saya bisa pindah ke Surabaya, suami sudah selesai kuliah dan bekerja kembali. Yang tadinya kami single income bisa kembali double income cukup bisa membuat kami bernapas. Beberapa bulan setelah menata kehidupan di Surabaya, saya hamil. Kenyataan bahwa akan ada anak yang hadir dalam kehidupan kami, kami mulai bersiap-siap dengan segala sesuatu. Mulai dari fisik, mental, materi, kami siapkan selama masa kehamilan tersebut.
Bersamaan dengan masa kehamilan tersebut, kami mulai mengambil KPR dan cicilan mobil. Mengingat suami membutuhkan mobil untuk mobilisasi dari Surabaya ke kantornya di Gresik, dan kami rasa sudah saatnya menabung untuk rumah, maka kami memutuskan untuk mengambil KPR dan cicilan mobil tersebut. Terlepas dari berbagai pro kontra mengenai KPR dan cicilan, menurut saya keputusan finansial adalah masalah pilihan yang harus didasari kebutuhan dan pengetahuan yang memadai. Seiring dengan keputusan tersebut, maka harus siap dengan konsekuensi yang muncul.
Alhamdulillah untuk kontrol dokter obgyn dan persalinan dicover asuransi perusahaan. Jadi pemasukan yang sudah dipotong KPR dan cicilan dalam persentase yang cukup besar, dialokasikan untuk kebutuhan sehari -hari, cicilan CC, dan cicilan kebutuhan new born baby. Dan ternyata kebutuhan bayi baru lahir, apalagi anak pertama, cukup besar juga jika tidak dipersiapkan jauh-jauh hari. Postingan tentang kebutuhan perbayian dan perbusuian menyusul kemudian. 







0 comments:

Post a Comment