Penanganan Luka Bakar dan Pertolongan Pertama di Rumah (based on tragedi cireng)

Rabu, 27 Juni 2018 adalah tanggal yang tidak pernah terlupakan. Bukan hanya karena hari itu Pilkada Gubernur Jawa Timur, melainkan karena tidak lain dan tidak bukan terjadi tragedi cireng di hari libur kejepit yang indah itu 😓.  

Aku udah dua kali goreng cireng siap goreng yang dibeli dari Superindo. Namanya cireng kriwil keju yang baru pertama kali aku beli dan cobain. Di hari libur yang indah itu aku mau habisin stok sekalian dalam dua kali gorengan. Gorengan pertama aman sentosa nyampe di piring. Gorengan kedua udah mateng, udah ditiriskan, kompor udah dimatikan, tinggal angkat dari tirisan ke piring. Namun ternyata tiba-tiba ada suara letupan dan mukaku panas!

Astaghfirullahaladzim..setelah loading beberapa detik aku baru realized bahwa ada minyak panas yang mbleduk dari penggorengan yang sudah dimatikan tadi dan muncrat ke muka. Namun ternyata bukan cuma muka yang kena, melainkan leher dan tangan juga kena. Untung pakai kaos panjang, jadi ngga merembet kemana-mana. 

Begitu ngaca, penampakannya masih kayak abis panasan di luar main layangan. Merah kayak kepiting rebus. Langsung browsing bagaimana penanganan pertama pada luka kena minyak. Rupanya harus diguyur air minimal 15 menit agar suhunya menurun. Lama-lama panik juga karena perlahan mulai keliatan ada beberapa bagian yang melepuh.

Di rumah sendirian, mas bojo udah mulai Senin dinas ke KL sampe Kamis. No kotak P3K, no keterampilan ekskul palang merah, ya udah deh ke apotik beli Bioplacenton naik motor sambil maskeran dan helman. Bioplacenton 15 gr hanya Rp. 18.500 saja ternyata. Bermodalkan salep itu seluruh bagian yang mulai jelas melepuh diolesi satu-satu.

Mau ngga mau tetep harus ngabari mas bojo dong kalo istrinya ini kena minyak panas di muka. Bisa pingsan kalo pulang-pulang dikasi pemandangan wajah belang blonteng. Sesuai dugaan doi panik dan bulak-balik melontarkan pertanyaan, "Lha kok iso?". Atas saran mas bojo untuk ke dokter, akhirnya habis maghrib berangkatlah ke dokter umum komplek. Tadinya mau ke dokter kulit tapi yakin ngga yakin, mengingat rumah sakit yang dituju agak lumayan juga jaraknya. Yaudahlah ya, setidaknya ada penanganan medis profesional  daripada cuma disalepi Bioplacenton.

Dokternya antara kaget dan setengah menahan tawa lihat penampakan mukaku. Dikasih antibiotik, antinyeri, dan salep kalau yang melepuh sudah kempes. Bagian yang melepuh tidak boleh diletuskan sendiri, dibiarkan saja sambil diolesi Bioplacenton berkali-kali.

Berhubung waktu itu Kamisnya mau pindahan kantor which is akan beberes dokumen dengan debu segambreng-gambreng ditambah lokasi baru yang masih direnovasi juga, akhirnya aku minta ijin pak bos untuk ngga masuk kantor dulu sampai agak mereda luka bakarnya. Kamis malam mas bojo pulang dan insist untuk ke dokter kulit besok paginya. Karena kondisi ngga kunjung membaik, kupikir mungkin perlu juga ke dokter spesialis.

Besoknya jadilah ke dokter kulit di RS Mitra Keluarga Waru. Dokternya tidak merekomendasikan Bioplacenton dan menyarankan untuk stop penggunaannya. Menurutnya Bioplacenton sudah kuno. Beliau meresepkan Burnazin Plus untuk pagi dan siang hari dan Mebo Oint untuk malam hari. Dokter juga meresepkan vitamin C, antiradang, dan air infus untuk kompres luka kalau bagian yang melepuh itu meletus. 

Ajaib, salep Burnazin Plus dan Mebo Oint itu ternyata jauh lebih ampuh daripada Bioplacenton. Burnazin Plus bertekstur seperti salep kulit biasa, bukan gel yang kalau mengering akan mengelupas-mengelupas seperti Bioplacenton. Penampilan mukaku jadi ngga sehoror kalau pakai Bioplacenton. Harga Burnazin Plus ini sekitar Rp. 72.000/35 gr. Namun di petunjuknya disebutkan bahwa salep tidak boleh dipakai lebih dari satu bulan. Sedangkan Mebo Oint bertekstur oily dengan bau minyak wijen dan berwarna kekuningan. Harganya sekitar Rp. 102.000/20 gr. Setelah penggunaan dua salep ini lama-lama bagian yang melepuh merembes dengan sendirinya. Ingat kata dokter untuk hanya menggunakan air infus untuk kompres lepuhan yang meletus, lama-lama aku menggunakan air infus itu untuk membersihkan muka sebelum menggunakan salep. Alhamdulillah seminggu sudah terkelupas semua bagian yang gelap menghitam dan digantikan kulit baru. Hingga saat ini masih ada beberapa bagian yang warnanya berbeda dengan kulit sekitar (ada yang putih, hitam, dan merah). Tapi setidaknya sekarang tinggal masa pemulihan lah, walaupun memang ini butuh waktu lama untuk bisa kembali normal.

Jadi, penting sekali buk ibuk untuk sedia kotak P3K di rumah. Luka bakar, luka gores, siap sedia untuk penanganan pertamanya ya. Apalagi kalau ada anak-anak dan balita di rumah, kayaknya wajib ain deh. Dan juga kalau mau goreng cireng buk ibuk, mending didiemin dulu dari freezer sebelum digoreng. Dibelah dulu kalau perlu, apinya jangan gede-gede, dan lebih baik wajan ditutup. Sekalipun sudah dimatikan apinya, tunggu dulu sampai beberapa lama sebelum diangkat. 

NB : Cireng jadi trending topic di kantor selama seminggu itu, hehe.

0 comments:

Post a Comment