INSTITUT IBU PROFESIONAL KELAS BUNDA SAYANG SESI #8
Tantangan 10 hari level #8
MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI
#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
#Day3
#30Jun18
Setelah empat tahun kerja dan empat tahun have a long distance relationship, pada akhirnya alhamdulillah melangkah ke jenjang yang lebih serius (baik dari sisi kehidupan dan sisi keuangan 😆). Proses dari sejak memutuskan menikah sampai dengan hari H kurang lebih setahun. Dari lamaran sampai hari H ada sekitar sepuluh bulan. Itu adalah masa-masa dimana kondisi keuangan dan pengelolaannya diuji (termasuk masa-masa nano-nano jelang melepas masa lajang, *eh 😅)
Saat itu calon suami bekerja di Malang sambil lanjut kuliah. Secara penghasilan tentu ada beda antara ibukota dan daerah. Namun berapapun penghasilan kami, ada persentase yang wajib disisihkan untuk tabungan kawinan bersama. Salah satu alasan kami untuk jeda waktu yang agak panjang dari lamaran ke nikahan adalah agar bisa menabung dulu untuk modal acara nanti.
Beda orang, beda background keluarga, beda lingkungan, dan beda skala prioritas tentu akan menghasilkan perbedaan konsep acara nikahan. Menurut kami acara pernikahan adalah acara keluarga besar, bukan lagi acara kami berdua. Namun demikian, kami pun juga memiliki impian atas acara permikahan kami sendiri. Berdasar hal tersebut, kami pun membagi sumber pembiayaan acara pernikahan kami ke dalam tiga porsi, yaitu porsi orang tua saya, porsi calon mertua, dan porsi kami berdua.Dari sinilah kertas kerja nikahan dibuat dan saatnya excel beraksi 😂
Kami merinci seluruh item pengeluaran untuk pernikahan, acara per acara. Ada part akad nikah, part temu manten, dan part resepsi. Masing-masing acara dirinci lagi terdiri dari pengeluaran apa saja. Mulai dari gedung, catering, undangan, souvenir, dsb. Dari tiap item tersebut akan diprorate berdasarkan jumlah undangan masing-masing pihak. Mungkin untuk detail lebih lanjut akan diposting di postingan terpisah. Yang jelas sejak persiapan pernikahan itu alert untuk bisa lebih mengelola dan bertanggung jawab atas keuangan diri sendiri makin kenceng. Menandakan bahwa skala prioritas dan kebutuhan keuangan dalam berkeluarga makin meningkat levelnya 😄
Satu tahun dilalui dengan perencanaan dan penganggaran acara sampai realisasinya yang cukup bikin capek tapi seneng tapi deg-degan tapi ga sabar tapi takut..banyak lah pokoknya..haha. Karena saya dan calon suami sama-sama berasal dari background accounting, rasanya lebih mudah untuk mendiskusikan masalah kertas kerja nikahan ini. File excel itu dikirim bulak balik by email untuk saling koreksi dan saling update kalau ada tambahan informasi satu sama lain. Apalagi kami berjauhan kota, dan dari semua pihak (CPP-CPW-bapak-ibu-mertua)hanya saya si calon pengantin wanita yang berdomisili di luar Malang dan tidak bisa langsung in touch dengan perkembangan di sana (padahal dimana-mana biasanya CPW yang super rempong urus sana sini ya cyin 😆).
Petualangan pengelolaan keuangan pasca nikah akan berlanjut di postingan berikutnya.
0 comments:
Post a Comment